Psikologi Pendidikan dan Fenomena Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lindungan pendidikan. Psikologi pendidikan ini sangat menarik dan penting karena dapat membantu siapa saja yang mengalami kendala dalam masalah belajar dan pengajaran. Psikologi pendidikan ini didirikan oleh oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum abad ke-20. Ada tiga perintis yang paling terkenal yang muncul di awal psikologi pendidikan, yaitu :
William James (1842-1910)
John Dewey (1859-1952)
E. L. Thorndike (1874-1949)
Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan suatu aktivitas baru atau mengubah suatu aktivitas dengan latihan-latihan dan pengalaman-pengalaman di sekolah, laboratorium atau di alam terbuka. Dapat membantu siswa dengan menerapkan pengertian metode psikologi untuk menyelesaikan masalah dalam situasi belajar dan mengajar.
Bila kita berbicara tentang pendidikan, belajar, dan mengajar tentu tidak akan ada habisnya. Dan tidak lepas dari pengajar dan yang diajar. Sebaiknya antara guru dan murid harus ada rasa keakraban dan menghormati. Agar proses belajar yang terjadi dapat berjalan lancar dan efektif. Penting agar si murid tidak takut dan gugup kepada si guru agar si murid dapat menerima dan menangkap pelajaran dengan baik. Baik sekali apabila si guru memberi motivasi dan dukungan agar muridnya terpacu. Nah hal ini akan terjadi apabila si guru dan murid dapat menjadi teman tanpa harus mengurangi rasa kesopanan dan saling menghormati. Para guru cobalah menjadi teman dan ramah kepada murid-muridnya tanpa harus di takuti dan di marahi. Menurut saya hal ini penting sekali namun sayangnya banyak diabaikan oleh para guru.
Fenomena Pendidikan
Malangnya pendidikan Indonesia masih sangat mahal. Banyak sekali keluhan keluhan dari masyarakat yang kita dengar tentang mahalnya biaya pendidikan. Fasilitas yang tidak memadai, tenaga pengajar yang kurang profesional, daerah terpencil yang pendidikannya belum memadai. Juga ujian akhir nasional yang banyak menuai pro dan kontra. Pemerintah harus terus mengevaluasi keadaan pendidikan di daerah-daerah terpencil dan sistem-sistem pendidikan agar pendidikan di Indonesia berjalan baik.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea 4 menyatakan bahwa negara bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam mewujudkan upaya tersebut, setiap Warg anegara memiliki hak untuk mendapatkan pengajaran (Pasal 31 ayat 1 UUD 1945) dan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB IV Pasal 5 ayat (1) Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, ayat (2) Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/ atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus, ayat (3) Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus, ayat (4) Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus, dan ayat (5) Setiap Warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Hal ini berarti semua Warga negara Indonesia tanpa terkecuali berhak memperoleh pendidikan.
Referensi : Santrock.J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Demikian yang bisa saya bagikan mengenai Psikologi Pendidikan dan Fenomenanya. Mohon komentarnya yaa ibu Dina dan teman-teman.
Terima kasih
Medan, 1 Februari 2010.
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO
