Rabu, 26 September 2012

Tugas Individu: Fungsi Umum Teori Belajar dengan Pengalaman serta Kaitan dengan Perspektif Psikologis

Fungsi Umum Teori Belajar
Fungsi
Contoh
1.        Sebagai Kerangka Teori
Dahulu ketika saya kelas kecil, saya suka sekali membeli mainan meskipun mainan lama saya masih baru dan bagus, namun bila saya menginginkan suatu mainan baru saya bersikeras memintanya, hingga suatu hari ibu saya mengajak saya bermain ke rumah sepupu ibu saya yang hidupnya sangat sederhana dan memiliki seorang anak yang seumuran dengan saya. Saya sangat prihatin dengan anak bibi saya tersebut yang hanya memiliki satu mainan yaitu boneka yang sangat jelek dan lusuh, namun ia sangat menyayangi bonekanya tersebut. Ibu saya lalu menasihati saya agar tidak boros dan saling berbagi terhadap saudara apabila kita memiliki kelebihan. Saya jadi ingat dan sadar bahwa saya seharusnya tidak boleh semena-mena terhadap barang saya. Ini merupakan proses pembelajaran yang penting untuk saya bahwa kita tidak boleh berlebihan terhadap suatu hal karena itu tidak baik.
2. Memberikan kerangka organisasi untuk item-item informasi.
Ketika belajar di masa perkuliahan sekarang ini, saya dan teman-teman memiliki cara belajar yang berbeda. Misal, saya belajar dengan membuat ringkasan dan point-point pentingnya saja, ada teman saya yang belajarnya dengan membuat mind map, juga ada teman saya yang belajar hanya dengan membaca buku saja dengan mewarnai bagian-bagian yang penting. Hingga akhirnya saya memahami bahwa cara setiap orang belajar itu berbeda-beda sesuai kemampuan dan dengan cara yang paling memudahkannya untuk memahami suatu materi. Meskipun cara kami berbeda namun kami dapat memahami materi-materi di mata perkuliahan tersebut dengan baik.
3.  Mengidentifikasi sifat dari peristiwa yang kompleks
Ketika kecil, setiap kali hujan turun langit terkadang memiliki warna-warna yang disebut pelangi. Saya berpikir bahwa bidadari turun dan telah mewarnai langit. Namun setelah belajar IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di Sekolah Dasar saya baru tahu bahwa warna-warna dalam pelangi tersebut merupakan pembiasan dari sinar-sinar matahari oleh air hujan.
4. Mereorganisasi pengalaman sebelumnya
Ketika kecil saya selalu melihat kedua orang tua shalat dan saya selalu mengikuti dan menghafal gerakan-gerakan shalat tersebut. Ketika orang tua saya hendak mengajarkan saya shalat mereka terkejut karena saya sudah lancar melakukan gerakan-gerakan dalam shalat tersebut, sehingga saya tinggal mempelajari bacaan-bacaan dalam shalat saja. Proses belajar saya dalam melakukan gerakan-gerakan dalam shalat tersebut awalnya merupakan peniruan langsung atas perilaku yang saya amati.
5. Bertindak sebagai penjelasan kerja dari peristiwa
Dahulu ketika saya belum memakai jilbab, ayah ibu saya selalu menasihati saya dan melarang saya keluar rumah apabila saya tidak memakai jilbab. Sehingga apabila keluar rumah saya selalu memakai jilbab dengan perasaan kesal dan tidak ikhlas (bahkan saya melepasnya diam-diam tanpa sepengetahuan kedua orang tua saya :D ). Hingga suatu hari ketika saya menghadiri acara ulang tahun teman saya dan kebetulan memakai jilbab guru saya mengatakan bahwa beliau salut dan senang melihat saya memakai jilbab karena itu kewajiban seorang muslim, dan menganjurkan untuk memakai terus dan tidak pernah melepasnya. Saya juga di puji oleh ibu-ibu dari teman-teman saya bahwa saya cantik memakai jilbab. Sejak saat itu saya selalu memakai jilbab kemana pun saya pergi dan tidak pernah melepasnya karena saya itu merupakan kewajiban seorang muslim dan saya selalu memakainya dengan senang. Saya sadar bahwa apa yang selama ini disuruh oleh kedua orang tua saya adalah benar.

Perspektif Psikologis Tentang Faktor-Faktor Utama Dalam Belajar

1.      Perspektif Behavioris
 Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon yang disertai adanya penguatan, reward, dan punishment. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.
 Pada kasus pengalaman-pengalaman saya di atas telah terjadi proses pembelajaran behavioris dimana ada perubahan tingkah laku saya sebagai hasil dari pengalaman karena adanya stimulus dan respon, yaitu pada pengalaman satu dan lima.
 Pada pengalaman satu proses pembelajaran yang saya alami adalah saya tidak semena-mena terhadap barang-barang saya dan saya belajar untuk berbagi dengan saudara saya. Pada pengalaman lima proses belajarnya adalah saya menjadi memakai jilbab tanpa paksaan karena adanya penguatan dan reward.

2.      Perspektif Kognitif
Teori belajar kognitif merupakan suatu teori belajar yang lebih mementingkan proses belajar itu sendiri. Belajar tidak hanya sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, lebih dari itu belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Pada pengalaman tiga di atas telah terjadi proses belajar kognitif dimana pada awalnya saya berpikir bahwa setiap muncul pelangi bidadari telah turun dan mewarnai langit. Namun ketika saya belajar IPA di Sekolah Dasar saya mengalami proses berpikir yang kompleks yaitu saya mempelajari bahwa berdasarkan teori ilmu pengetahuan mengatakan bahwa pelangi merupakan pembiasan dari sinar-sinar matahari oleh air hujan. Saya menjadi mengerti mengapa pelangi muncul dan proses terjadinya pelangi.

3.      Perspektif Interaksionis 
Perspektif interaksionis ini memandang bahwa proses belajar dipengaruhi oleh model dan faktor lingkungan dan personal terhadap perilaku. Contohnya pada pengalaman empat saya di atas dimana saya bisa mempelajari gerakan-gerakan dalam shalat di pengaruhi oleh model yaitu orang tua saya dengan saya meniru perilaku orang tua saya tersebut.

4.      Teori Perkembangan Interaksionis
Menurut teori perkembangan interaksionis yaitu bahwa teori yang mempelajari tentang symbol-simbol budaya yang mempengaruhi proses belajar individu. Ini terjadi pada pengalaman lima saya di atas, bahwa proses yang saya alami dalam memakai jilbab adalah pengaruh dari simbol-simbol dan budaya di daerah tempat saya tinggal, yaitu Aceh dimana kental akan syariat Islamnya sehingga semakin memotivasi saya dan memahami bahwa memakai jilbab itu penting dan wajib.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Sabtu, 22 September 2012

Mind Map Bab I Tinjauan Belajar




Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Sabtu, 15 September 2012

Hasil Diskusi Analisis Pengalaman Kelompok



Kondisi belajar menurut Gagne adalah keterampilan, apresiasi, penalaran manusia, dengan semua variasinya, harapan, aspirasi, sikap, nilai-nilai manusia, perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa yang disebut dengan belajar ( Gagnẻ,1985,h.1). Lima variasi yang dianggap Gagnẻ memenuhi kriteria, yaitu :

1.      Informasi verbal, dimana dalam hal ini individu dapat menyatakan nama-nama sesuatu, fakta, atau membuat kalimat untuk tema utama atau ide dalam wacana.
2.      Keterampilan intelektual, dimana individu mampu menyusun kalimat, menjumlahkan angka dua digit, memecahkan soal aljabar, dan mengidentifikasi warna.
3.      Keterampilan motorik mencakup sekuensi atau tindakan fisik seperti menunjukkan kepak sayap kupu-kupu.
4.      Sikap yang memengaruhi tindakan positif atau negatif terhadap orang lain.
5.      Strategi kognitif mencakup kapabilitas yang mengontrol belajar, mengingat, dan berpikir.

Dalam teori Gagne juga terdapat konsep kondisi belajar internal dan eksternal. Kondisi belajar (Gagne) adalah suatu situasi belajar (learning situation) yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang setelah ia ditempakan pada situasi tersebut. Kondisi internal adalah kemampuan yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru dengan kata lain berarti kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang ditimbulkan oleh mereka sendiri, seperti motivasi belajar, keadaan psikologis, fikiran dan sebagainya. Kedua, kondisi belajar eksternal, yaitu kondisi belajar yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam hal ini adalah lingkungan belajar siswa. Kondisi eksternal adalah peristiwa khusus dan unik yang memungkinkan belajar (Gagne, 1985), khususnya peristiwa yang mengandung stimulus yang ada di luar diri pembelajar seperti penjadwalan dan pengurutan.
Ketiga pengalaman anggota kelompok dapat dihubungkan dengan konsep kondisi belajar Robert Gagne. Yang pertama, sesuai dengan konsep kondisi internal dan eksternal, dimana terdapat motivasi dan keinginan dari diri kami sendiri dalam belajar dan bertindak. Dalam kasus Rosa, ia mempunyai sikap positif terhadap menari, sehingga ia mau mempelajari gerakannya dan kondisi eksternal dimana ia memperhatikan guru tari nya dalam menarikan tarian Tanggai, begitu juga dengan Cut dengan kondisi eksternalnya, yaitu sepedanya yang rusak mambuat ia berani mengambil tindakan dan keputusan untuk mengadukan temannya kepada guru, lalu Fauzi yang memiliki keinginan dari dalam dirinya untuk belajar memasak mie instan dan kondisi eksternal dimana ia juga memperhatikan orang sekitar yang memasak mie instan.
Pengalaman anggota kelompok juga dapat dibahas dengan konsep 5 kategori belajar. Bahwa setiap orang belajar atau mengalami pembelajaran dengan 1 atau lebih dari kategori belajar ini. Pengalaman menari yang dialami Rosa melibatkan 3 kategori, yaitu sikap positif terhadap menari sehingga ia berkeinginan untuk mempelajarinya, motorik yang bekerja ketika ia menggerakkan tangan, kepala, kaki, dan bagian tubuh lainnya untuk menari, dan kognitif yang ia gunakan dalam berpikir, mencerna, dan mengingat gerakan yang telah dipelajari. Pada pengalaman Cut Rafyqa Fadhilah terjadi variasi belajar Gagne yaitu keterampilan intelektual dan strategi kognitif Cut dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi Cut sehingga menjadikan pembelajaran untuk Cut kedepannya dalam menghadapi masalah serupa ataupun masalah lainnya dimana keterampilan intelektual dan strategi kognitif sangat berperan penting dalam memecahkan masalah (problem solving). Fauzi juga melibatkan keterampilan intelektual dimana Fauzi akan belajar bahwa dua bungkus bumbu mie instan akan terasa asin sekali ketika saya memasaknya dengan sedikit air atau tidak akan terasa jika saya memasak lima bungkus.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Pengalaman Belajar

Ketika saya kecil, kira-kira kelas dua SD, saya mengalami masalah dalam perjalanan pergi ke sekolah. Saya selalu mengendarai sepeda karena saya ingin bersama teman-teman saya yang mengendarai sepeda juga. Namun sepeda saya selalu mengalami masalah, yaitu ban sepedanya selalu di bocorkan oleh anak-anak nakal. Sehingga ketika pulang sekolah saya harus mendorong dan tidak dapat menaikinya. Lalu saya mengadu kepada orang tua saya dan mereka menyarankan agar saya tidak membawa sepeda lagi, namun saya tidak setuju karena saya suka mengendarai sepede ke sekolah.
Lalu saya memutuskan untuk menitipkannya di rumah teman saya yang tidak jauh dari sekolah, tetapi ketika pulang saya melihat sepede saya menjadi kotor, ternyata sepeda itu dimainkan dan di beri lumpur oleh adik teman saya itu yang masih kecil, saya sangat sedih. Saya juga mengadukan hal tersebut kepada orang tua saya dan mereka kembali menyarankan agar saya tidak usah lagi membawa sepeda ke sekolah. Saya tetap tidak mau. Karena kesal orang tua saya lalu menyuruh saya untuk memilih sendiri solusi, yaitu ingin tetap bawa sepeda tapi sepeda saya selalu mengalami masalah atau tidak usah membawa sepeda dan diantar jemput saja. 
Saya menjadi bingung, namun esok harinya saya tetap membawa sepeda ke sekolah. Sepanjang belajar di kelas saya menjadi tidak tenang karena takut sepeda saya mengalami masalah lagi. Lalu ketika istirahat saya melihat teman yang membuang sampah sembarangan di tegur oleh guru, maka saya mendekati guru tersebut bersama teman-teman lainnya dan menceritakan masalah sepeda saya. Guru terkejut mendengarnya dan berjanji akan mengadukan hal tersebut kepada kepala sekolah. Setelah diberitahu kepala sekolah, parkiran menjadi aman karena dipekerjakan seorang satpam yang menjaga parkiran tersebut sehingga anak-anak nakal menjadi tidak berani membuat keusilan di parkiran sepeda. Sayapun senang karena sepeda saya tidak bermasalah lagi.
            Menurut Gagne, belajar merupakan proses yang memungkinkan manusia  memodifikasi tingkah lakunya secara permanent, sedemikian sehingga modifikasi yang sama tidak akan terjadi lagi pada situasi baru. Berdasarkan  pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku manusia setelah melalui proses. Perubahan tingkah laku terjadi karena suatu pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau kematangan. Dengan demikian belajar terjadi bila seseorang memberikan respon terhadap stumulus yang dating dari luar dirinya. Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku seseorang sebagai hasil belajar hanya terjadi apabila orang tersebut mengadakan interaksi dengan lingkungan. Pengalaman sepeda saya tersebut membuat saya menjadi berani mengambil tindakan, yaitu dengan melaporkan hal tersebut kepada guru saya sehingga sepeda saya tidak bermasalah lagi. Saya merespon hal yang menimpa sepeda saya tersebut sehingga berinteraksi dengan lingkungan saya.
Pengalaman di waktu kecil saya tersebut, menurut Gagne termasuk dalam tipe belajar memecahkan masalah (problem solving). Tipe ini merupakan tipe belajar yang menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Dalam proses pembelajaran pada pengalaman saya tersebut, hasil belajar yang saya temukan adalah:

Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelektual adalah hasil belajar yang memungkinkan seseorang berintraksi dengan lingkungan melalui penggunaan symbol-simbol atau gagasan-gagasan. Belajar ketrampilan intelektual sudah dimulai sejak pendidikan dasar dan selama sekolah, seseorang mempelajari banyak sekali ketrampilan intelektual. Menurut penggolonganya ketrampilan yang lebih rendah menjadi presyarat untuk mendapatkan ketrampilan yang lebih tinggi. Jadi untuk belajar memecahkan masalah, siswa memerlukan aturan-aturan tingkat tinggi. Pengalaman sepeda saya tersebut membuat saya menjadi berani mengambil tindakan, yaitu dengan melaporkan hal tersebut kepada guru saya agar sepeda saya tidak bermasalah lagi. Sehingga setiap masalah yang akan muncul terhadap sepeda saya atau hal lainnya membuat saya cepat mengambil tindakan sehingga keterampilan intelektual saya menjadi semakin meningkat.

Strategi-strategi kognitif
Strategi kognitif  merupakan suatu proses control yaitu suatu proses mental yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memiliki dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar mengingat dan berfikir.
Pengalaman dengan sepeda saya tersebut yaitu mengadukannya kepada guru merupakan strategi kognitif, yaitu strategi dan cara saya dalam memilih memecahkan masalah tersebut.


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

Selasa, 11 September 2012

BAB 5 KONDISI BELAJAR ROBERT GAGNE



Kondisi Belajar Robert Gagnẻ
Keterampilan, apresiasi, penalaran manusia, dengan semua variasinya, harapan, aspirasi, sikap ,nilai-nilai manusia, perkembangannya sebagian besar bergantung pada peristiwa yang disebut dengan belajar.( Gagnẻ,1985,h.1)
Asumsi dasar dari teori Gagnẻ mendeskripsikan sifat unik dari kegiatan belajar dan defenisinya. Asumsinya,: belajar dan pertumbuhan tidak boleh disamakan satu sama lain; belajar adalah faktor kausal penting dalam perkembangan individual; banyak hasil belajar manusia digeneralisasikan ke dalam berbagai situasi; belajar keterampilan yang kompleks didasarkan pada pembelajaran sebelumnya; dan belajar bukan proses tunggal.

Komponen Belajar
Pendekatan Gagnẻ dalam mengembangkan prinsip belajar. Pertama, pemahaman tentang kapabilitas manusia karena sifat dari hasil belajar akan menentukan parameter proses belajar. Kedua, belajar dan pembelajaran bukan titik perhatian yang terpisah,keduanya harus berjalan beriringan. 
Macam-macam belajar. Lima variasi yang dianggap Gagnẻ memenuhi kriteria adalah informasi verbal,keterampilan intelektual,keterampilan motorik,sikap,dan strategi kognitif. Lima variasi belajar ini akan mempresentasikan hasil belajar.
Sembilan tahapan belajar dibagi menjadi tiga tahapan umum
1.      Persiapan belajar. Tahapan ini bertujuan mempersiapkan diri  untuk belajar seperti memperhatikan stimuli untuk belajar,membangun harapan, dan mengambil informasi yang relevan dan keterampilan dari ingatan jangka panjang untuk dimasukkan ke ingatan kerja. Biasanya tahapan ini hanya membutuhkan waktu beberapa menit.
2.      Akuisisi dan kinerja. Pada tahapan ini memungkinkan penyimpanan stimulus penting secara temporer di dalam ingatan kemudian memberi makna (encoding) dan mentrasfer informasi ke ingatan jangka panjang,tahap ini adalah tahap sentral dan penting dalam belajar. Kegiatan inti dari belajar diakhiri dengan kinerja atau konfirmasi belajar baru. Pembelajaran mengambil kode baru disimpan di memori jangka panjang dan memberi respon.  Langkah selanjutnya adalah memberikan tanggapan. Arti penting dari tanggapan ini adalah untuk memperkuat pembelajaran ketika ia mengkonfirmasi kan bahwa tujuan telah dicapai atau dikuasai.
3.      Transfer belajar. Tahapan terakhir dari pembelajaran mencakup kesempatan untuk mengaplikasikan aktivitas belajar ke dalam situasi baru dan mengkonstruksikannya untuk diingat kembali. Tahapan ini juga melahirkan petunjuk tambahan untuk pengingatan kapabilitas di masa depan.

Hakikat Belajar yang Kompleks
Analisis belajar Gagne memcakup dua organisasi kapabilitas yang merepresentasikan belajar yang kompleks. Dua organisasi itu adalah prosedur dan hierarki belajar.

Prosedur
          Sebuah prosedur adalah:
a.  Seperangkat tindakan yang harus dilakukan sesuai urutan atau secara langkah demi langkah, dan
b. Organisasi keterampilan yang mencakup keterampilan motorik/gerak dan keterampilan intelektual (Gagne, 1985, h. 262). Contohnya adalah menulis cek, menyeimbangkan neraca, dan memarkir kendaraan.

Hierarki Belajar
          Hierarki belajar adalah “seperangkat kapabilitas intelektual tertentu yang memiliki kaitan berurutan satu sama lain (Gagne, 1985, h. 262). Artinya, setiap keterampilan atau kapabilitas adalah penting untuk mempelajari keterampilan yang lebih tinggi di urutan selanjutnya. Tipe keterampilan komponen dan kontruksi hierarki belajar.

Tipe Keterampilan Komponen
Ringkasan Keterampilan Intelektual dari yang Sederhana ke yang Kompleks
Tipe Kapabilitas
Deskripsi
Contoh
Belajar Diskriminasi.
Merespon secara berbeda pada karakteristik yang membedakan objek, seperti bentuk, ukuran, warna.
Membedakan gambar segitiga tertutup dan gambar geometris lainnya.
Belajar konsep/konsep konkret.
Mengidentifikasi objek atau kegiatan sebagai anggota dari satu konsep, belajar melalui pertemuan langsung dengan contoh konkret.
Mengidentifikasi berbagai bentuk segitiga, dari segitiga yang tinggi sampai lebar.
Konsep yang didefinisikan.
Belajar aturan klasifikasi (konsepnya adalah abstrak; tidak ada contoh konkret).
Belajar bahwa patriotisme mengacu pada situasi yang merefleksikan cinta atau semangat untuk membela negara.
Belajar Aturan.
Merespons satu kelompok situasi dengan kelompok kinerja yang mempresentasikan kaitan.
Menjawab 5+2, 6+1, dan 9+4 dengan menjumlahkan 2+5, 1+6, dan 4+9.
Belajar kaidah yang lebih tinggi (pemecahan masalah).
Memilih aturan subordinat dari ingatan untuk memcahkan masalah dan mengaplikasikannya pada urutan yang tepat.
Memecahkan persamaan linier dengan satu persamaan tersamar.

Menyusun Hierarki Belajar
          Mengembangkan hierarki belajar diawali dengan pernyataan yang jelas tentang tujuan akhir dari pembelajaran, misalnya untuk pengurangan bilangan bulat. Tujuan ini kemudian dianalisis menjadi keterampilan subordinat sehingga keterampilan leveln rendah dapat diprediksi akan menimbulkan transfer positif ke keterampilan yang lebih tinggi di dalam hierarki tersebut (Gagne, 1986b, h. 1).
          Karakteristik esensial dari hierarki belajar adalah mereka merupakan organisasi keterampilan psikologis. Suatu hierarki belajar bukanlah urutan informasi logis atau deskripsi cara pengetahuan varbal diperoleh (Gagne, 1968b).
          Keterbatasan hierarki belajar adalah hierarki ini tidak selalu merepresentasikan urutan dari belajar baru di dalam kelas. Meski demikian, hierarki belajar, dengan mengidentifikasi keterampilan prasyarat, dapat mereduksi kebutuhan akan remediasi dan memberikan hasil proses di dalam kurikulum.

PRINSIP PEMBELAJARAN

Asumsi Dasar
          Asumsi Gagne tentang pembelajaran di kelas mencakup sifat dari pembelajaran dan proses yang disebut sebagai desain pembelajaran.
Definisi Instruksi
          Belajar dapat terjadi baik karena ada ataupun tidak adanya kegiatan pembelajarab (Gagne, 1987a, h. 400). Karakteristik kedua dari pembelajaran adalah ia tidak memiliki tujuan tunggal. Ketiga keputusan tentang pembelajaran harus dibuat dalam konteks keterampilan atau keterampilan yang akan dipelajari.

Hakikat Desain Pembelajaran
          Fokus dalam prinsip Gagne adalah pembelajaran, bukan sekadar pengajaran sederhana. Maksudnya adalah untuk menangani semua kejadian yang mungkin memengaruhi belajar individual (Gagne & Briggs, 1979).

Komponen Pembelajaran
          Penopang teori adalah lima variasi belajar. Mereka berfungsi sebagai kerangka acuan untuk mengidentifikasi kapabilitas atau kapabilitas-kapabilitas yang merupakan hasil dari pembelajaran tertentu.

Mendesain Tujuan Kinerja
          Fungsi tujuan kinerja (performance objective) adalah sebagai pernyataan yang tegas tentang kapabilitas yang akan di pelajari. Istilah seperti memahami, mengerti, dan mengapresiasi harus diganti dengan istilah yang lebih tepat yang secara jelas mengkomunikasi keterampilan atau sikap yang hendak dipelajari.

Saran Kata Kerja untuk Jenis Belajar
Kapabilitas
Kata Kerja
Informasi
Menyatakan, mendefinisikan, menguraikan dengan kata-kata sendiri.
Keterampilan motorik
Melakukanm mengerjakan, memberlakukan, mengucapkan.
Sikap
Memutuskan untuk... bebas untuk memilih... memilih (aktivitas yang disukai)
Siasat Kognitif
Menentukan cara (strategi)
Keterampilan Intelektual
  Membedakan
  Konsep

  Aturan
  Kaidah tingkat tinggi

Memilih (yang sama dan yang beda).
Mengidentifikasi (contoh), mengklasifikasi (ke dalam kategori).
Menunjukkan, memprediksi, menjabarkan.
Menghasilkan (penyelesaian satu masalah), memcahkan.

Memilih Kegiatan Instruksional

Kaitan antara Tahapan Belajar dengan Peristiwa Pembelajaran
Deskripsi
Tahapan Belajar
Kegiatan Pembelajaran
Persiapan belajar
1.    Mengarahkan perhatian.




2.    Ekspektasi.

3.    Retrieval (pengambilan informasi dan/atau keterampilan yang relevan) untuk dimasukkan ke ingatan kerja.
Menarik perhatian siswa dengan menggunakan kejadian tidak seperti biasanyam pertanyaan atau perubahan stimulus.
Memberitahu tujuan belajar kepada pemelajar.
Merangsang ingatan atas belajar yang telah dipelajari sebelumnya.
Akuisisi dan kinerja
4.    Persepsi selektif atas ciri stimulus.
5.    Penyandian semantik.

6.    Retrieval dan respons.

7.    Penguatan.
Menyajikan stimulus dengan ciri yang berbeda.
Memberikan bimbingan belajar.
Memunculkan kinerja.
Memberi balikan informatif.
Transfer Belajar
8.    Pemberian petunjuk retrieval.
9.    Generalisasi.
Menilai perbuatan/kinerja.

Memunculkan kinerja dengan contoh baru.


Pemerolehan dan Kinerja.
          Kegiatan inti dari pembelajaran adalah menyajikan stimulus tertentu, menyediakan pedoman belajar, memunculkan kinerja, dan memberikan tanggapan atau umpan balik (feedback).

Peran Penemuan Terbimbing.
          Siswa dapat merespons seluruh kelompok situasi dengan sekelompok kinerja yang merefleksikan kaitan khusus dengan situasi stimulus. Misalnya, setelah mempelajari penyerdehanaan bilangan pecahan, siswa dapat mengaplikasikan aturan untuk tugas itu dalam setiap situasi.

Retrieval dan Transfer.
          Guru dan perancang pembelajaran memilih pernyataan verbalm pertanyaan, objek, diagram, dan stimuli lainnya untuk menstimulasi pemrosesan informasi secara internal oleh pemelajar.

Keterterapan dalam Berbagai Ragam Belajar.
          Peristiwa untuk tujuan kinerja pada umumnya dipilih berdasarkan ragam belajar yang dipresentasikan oleh tujuan. Tetapi mengingat keragaman siswa serta kompleksitas informasi, keterampilan, strategi, atau sikap yang hendak dipelajari, peristiwa pembelajaran ini diberikan sesuai keperluan.

Peran Media dalam Pembelajaran
          Model seleksi media berguna untuk mengembangkan pemikiran seseorang tentang berbagai macam media untuk pembelajaran. Seseorang tidak memilih media lebih dulu, seperti televisi atau computer, dan kemudian mendesain pembelajaran, sebaliknya, media dipilih yang sesuai dengan persyaratan dari kegiatan pembelajaran tertentu.

Merancang Pembelajaran untuk Keterampilan yang Kompleks

Rancangan Pembelajaran untuk Prosedur
Langkah pertama dalam mengembangkan pembelajaran untuk keterampilan yang kompleks adalah menentukan keterampilan yang akan diajarkan.  Keterampilan motorik dalam urutan ini kemudian dianalisi menjadi bagian-bagian ketermapilan yang juga mungkin perlu diajarkan. Untuk beberapa prosedur, pilihan antara langkah-langkah alternatif mungkin akan diperlukan. Setelah keterampilan, bagian keterampilan, dan keterampilan intelektual diidentifikasi, jenis kapabilitas dari masing-masing keterampilan akan diidentifikasi. Tujuan kinerja kemudian ditulis untuk setiap keterampilan dan dirancanglah pembelajaran untuk seperangkat tujuan.

Rancangan Pemebelajarna untuk Hirarki Belajar
Bagian dalam bab tentang hakikat belajar kompleks ini membahas analisis tugas belajar, metode menyusun hierarki belajar.pertanyaan tentang “keterampilan sederhana apa yang penting untuk keterampilan saat ini”, diaplikasikan pertama kali ke hampir semua keterampilan kompleks yang diajarkan, dan kemudian ke keterampilan lain yang teridentifikasi.

Analisi Tugas Kognitif
Analisis tugas kognitif, yang adalah perluasan dari analisa tugas tradisional, digunakan untuk menangani analisi proses mental, pengetahuan dan tujuan, serta keputusan yang mendasari berbagai tindakan yang diamati. Langkah utama dalam analisis tugas :
1.      Mengumpulkan informasi awal
2.      Mengidentifikasi representasi pengetahuan
3.      Mengimplementasikan teknik untuk memunculkan pengetahuan
4.      Menganalisis dan memverifikasi data
5.      Memformat hasil untuk digunakan
 
Aplikasi Pendidikan

Isu Kelas
Pendekatan Gagne untuk analisis belajar adalah dari perspektif kebutuhan pembelajaran. Akibatnya, karyanya membahas beberapa isu penting dalam kelas.

Karakteristik Pemelajar
Perbedaan Individual. Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa macam perbedaan individual antarsiswa.termasuk didalamnya adalah perbedaan strategi kognitif dan tingkat belajar. Tetapi, yang paling penting adalah perbedaan dalam kapabilitas awal siswa, yaitu materi mentah yang menjadi garapan pembelajaran (Gagne, 1974a, h. 125). Mereka dapat dinilai pada awal tahun ajaran sekolah atau awal pelajaran. Untuk memperkecil hal ini, dapat dilakukan pembelajaran kelompok kecil, tutorial, dan diindividualisasikan.
Motivasi. Mendesain pembelajaran yang efektif mencakup identifikasi motif siswa dan penyaluran motif itu ke kegiatan yang produktif dalam rangka mencapau tuuan belajar (Gagne 1974a).

Proses Kognitif dan Pembelajaran
Transfer Belajar. Prasyarat esensial dalam keterampilan intelektual membantu transfer melalui 2 cara, kontribusi pada upaya mempelajari urutan lebih tinggi dan menggeneralisasikan ke situasi lain. Pada akhir belajar, situasi baru disajikan ke siswa untuk memastikan bahwa pencapaian belajar baru mereka tidak terbatas pada situasi.
Keterampilan “Bagaimana Cara Belajar”. Keterampilan ini adalah strategi kognitif, dimana siswa memakainya untuk mengelola belajarnya, mengingat, dan berpikir.
Pengajaran Pemecahan Masalah. Dalam strategi kognitif, pemelajar menciptakan sendiri solusi yang mungkin membutuhkan seleksi informasi dari berbagai macam sumber dan kombinasi informasi dengan cara baru.

Implikassi untuk Asesmen
Kapabilitas kelompok kinerja manusia itu unik, yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, keterampilan motorik, dan sikap.
Konteks Sosial untuk Belajar
Gagne memfokuskan pada rancangan sistem pembelajaran ketimbang pada pengembangan model pembelajaran. Perbedaan utamanya adalah model pembelajaran meletakkan guru atau individu pada peran pelaku atau pengelola konstruksi untuk beberapa kelompok belajar yang teridentifikasi. Sistem pembelajaran sebaliknya, sering mencakup seperangkat materi dan aktivitas yang dengannya langkah dan manajemen pembelajaran berada pada diri pemelajar.

Mengembangkan Strategi Kelas

Model Perancangan Sistem
Ciri-cirinya pembelajarannya :
1.      Dirancang untuk tujuan dan sasaran spesifik
2.      Pengembangannya menggunakan media dan teknologi pembelajaran lain.
3.      Uji coba, revisi material, dan pengujian lapangan atas material yang merupakan bagian integral dari proses perancangan.
Kaitan antara belajar pada tingkat pembelajran dan pelajaran diilustrasikan dengan tujuan berikut :
1.      Tujuan peajaran : siswa dapat menganalisis secara kritis kegiatan dan situasi dalam sistem pengadilan, pemerintah, ekonomi dan politik suatau negara, yang konsisten dengan prioritas yang diidentifikasi negara itu.
2.      Tujuan unit : siswa daat menunjukkan hubungan antara sistem politik dengan ekonomi.
3.      Subketerampilan spesifik : siswa bisa mengklasifikasikan sistem sebagai politik atau ekonomi.

Merancang Pelajaran
Langkah 1 : menulis atau memilih tujuam kerja
Langkah 2 : memilih kegiatan pembelajaran untuk masing-masing tujuan kerja
Langkah 3 : memilih media untuk kegiatan pembelajaran
Langkah 4 : mengembangkan tes untuk ujian

Kelemahan
Gagne mengembangkan teori kondisi belajar untuk menjelaskan berbagai macam proses psikologi dan terlihat didalam riset tentang belajar sebelmnya dan untuk menspesifikasi dengan tepat uruta kegiatan pembelajaran untuk proses yang teridentifikasi. Jadi teori ini lebih mudah untuk tim perancang kurikulum ketimbang untuk dipakai guru dikelas.





Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO