Instruksi dan perencanaan Learner-centered adalah pada siswa, bukan guru. Dalam sebuah studi, persepsi murid terhadap lingkungan pembelajaran yang positif dan hubungan interpersonal dengan guru merupakan faktor paling penting yang memperkuat motivasi dan prestasi murid. (McCombs, 2001; McCombs & Quiat, 2001).
Prinsip ini menekankan pembelajaran dan pelajaran yang aktif dan reflektif. Pendidikan akan lebih baik apabila fokus utamanya adalah pada orang yang belajar (learner).
Faktor kognitif dan metakognitif
1. Sifat proses pembelajaran.
Pembelajaran subjek materi yang kompleks akan sangat efektif jika dilakukan dengan melalui proses pengkonstruksian makna dari informasi dan pengalaman.
2. Tujuan proses pembelajaran.
Murid perlu menciptakan dan mengejar tujuan yang relevan secara personal yang bisa menyukseskan si pelajar.
3. Konstruksi pengetahuan.
Pengetahuan akan bertambah luas dan semakin baik jika murid dapat membuat hubungan antara informansi baru dengan pengetahuan dalam pengetahuan mereka yang sudah ada.
4. Pemikiran strategis.
Pelajar yang sukses dapat menciptakan dan menggunakan berbagai strategi pemikiran dan penalaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.
5. Memikirkan tentang pemikiran.
Pelajar yang sukses adalah pelajar metakognitif. Mereka merenungkan dan memikirkan cara mereka belajar dan berpikir, menentukan tujuan pembelajaran yang reasonable, memilih strategi yang tepat.
6. Konteks pembelajaran.
Pembelajaran tidak terjadi di ruang hampa. Pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti kultur, teknologi, dan praktik instruksional.
Faktor motivasi dan emosional
1. Pengaruh motivasi dan emosi terhadap pembelajaran.
Keyakinan dan ekspektasi pelajar dapat memperkuat atau melemahkan kualitas pemikiran dan pemrosesan informasi pelajar.
2. Motivasi intrinsik untuk belajar.
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam diri sendiri. Seperti rasa ingin tahu yang tinggi terhadap suatu pelajaran. Ini merupakan motivasi intrinsik.
3. Efek motivasi terhadap usaha.
Usaha adalah aspek penting dalam motivasi untuk belajar. Pembelajaran yang efektif membutuhkan banyak waktu, energi dan ketekunan.
Faktor sosial dan developmental
1. Pengaruh perkembangan dalam pembelajaran.
Siswa akan belajar dengan baik apabila pembelajarannya sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
2. Pengaruh sosial terhadap pembelajaran.
Pembelajaran dipengaruhi oleh interaksi sosial, hubungan interpersonal, dan komunikasi dengan orang lain.
Faktor perbedaan individual
1. Perbedaan individual dalam pembelajaran. Anak memiliki strategi yang berbeda, pendekatan berbeda dan kemampuan yang berbeda pula dalam pelajaran.
2. Pembelajaran dan diversitas. Pembelajaran akan lebih efektif jika perbedaan bahasa, budaya, dan latar belakang sosial murid ikut dipertimbangkan
3. Standar dan penilaian. Menentukan standar yang tinggi dan menantang serta menilai kemajuan pembelajaran dan siswa, adalah bagian integral dari proses pembelajaran.
Beberapa Strategi Instruksional Learner-Centered
a. Pembelajaran Berbasis Problem
Menekankan pada pemecahan problem kehidupan nyata.
b. Pertanyaan Esensial
Pertanyaan yang merefleksikan inti dari kurikulum, hal yang paling penting yang harus dieksplorasi dan dipelajari oleh murid. Eksplorasi dari pertanyaan ini membuat mereka berfikir dan meningkatkan rasa ingin tahu.
b. Discovery learning
Pembelajaran di mana murid menyusun pemahaman sendiri, murid mencari tahu informasi sendiri. Metode ini memupuk rasa keingintahuan mereka.
Pembahasan : Seperti prinsip-prinsip lainnya, prinsip Learner-Centered juga memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah prinsip ini memberikan banyak hal positif. Empat belas prinsip learner-centered yang disusun oleh Amerika Psychological Association dapat membantu dalam membimbing murid. Prinsip tersebut mendorong guru untuk membantu murid secara aktif mengkonstruksi pemahaman mereka, menentukan tujuan dan rencana, berpikir mendalam dan kreatif, memantau pembelajaran mereka, memecahkan problem dunia nyata, mengembangkan rasa percaya diri yang positif yang posotif dan mengontrol emosi, memotivasi diri sendiri, belajar sesuai dengan level perkembangan, bekerja sama secara efektif dengan orang lain (termasuk orang yang berbeda latar belakang), mengevaluasi preferensi mereka, dan memenuhi standar. Sedangkan kelemahannya adalah bahwa pendekatan ini terlalu memerhatikan proses pembelajaran (seperti belajar secara kreatif dan kolaboratif) tetapi tidak cukup memerhatikan kandungan akademiknya (seperti fakta sejarah) (Hirsch, 1996). Instruksi learner-centered akan lebih baik untuk beberapa pelajaran dibandingkan pelajaran lainnya (Feng, 1996). Mereka mengatakan bahwa dalam area dengan banyak problem yang tidak didefinisikan dengan rapi, seperti ilmu sosial dan kemanusiaan, instruksi ini dapat bekerja dengan efektif. Namun untuk seperti ilmu matematika dan sains, pendekatan teacher-centered adalah lebih baik. Selain itu instruksi learner-centered kurang efektif di level pengajaran awal untuk suatu pelajaran karena murid belum punya pengetahuan memadai untuk membuat keputusan tentang bagaimana dan apa yang harus mereka pelajari. Menurut saya instruksi learner-centered ini efektif bila dipakai untuk mata pelajaran ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan saja. Namun untuk ilmu-ilmu matematika dan sains lebih cocok digunakan instruksi teacher-centered.
Referensi : Santrock.J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Referensi : Santrock.J.W. (2008). Psikologi Pendidikan (edisi kedua). Jakarta: Prenada Media Group
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO