Senin, 21 Februari 2011

Behind The Scene Upin & Ipin "Geng Pengembaraan Bermula"




Release Date   : 12 Feb 2009 (Intl.) 05 Sep 2009 (Ind.)
Sutradara         : Mohd Nizam Abdul Razak
Pemain            : Nur Fathiah sebagai Upin dan Ipin, Amir Izwan, Balqis, Kee Yong Pin, Kannan
Naskah            : Muhammad Anas b Abdul Aziz
Studio              : Les' Copaque Production
Genre              : Animation, Family, Asian
Website           : http://www.gengthemovie.com/
Duration          : 95 min

Siapa yang tak kenal serial animasi Malaysia “Upin & Ipin?” Ceritanya yang sederhana, mendidik, dan menunjang etika sopan santun, menjadi tontonan salah satu film favorit anak-anak, bahkan orang dewasa di Indonesia.

Hampir setiap orang terkadang meniru gaya khas bicara mereka bila sedang bercanda dengan kerabatnya, contoh “betul betul betul” dan lainnya. Anak-anak selalu senang dan antusias ketika menontonnya dan bahkan orang tua dan keluarganya pun juga ikut menonton. Sungguh sebuah cerita yang bagus dan menarik yang pantas di tonton oleh setiap keluarga. Film ini layak disebut film keluarga karena didalamnya kental dengan dengan nilai-nilai kekeluargaannya dan mengajarkan hal-hal positif lainnya. Tidak salah bila “Upin & Ipin” kini menjadi tokoh idola anak-anak kita karena sah-sah saja dan pantas bila ditinjau dari sisi moral dan sosialnya karena sesuai dengan usia mereka, daripada mereka mengidolakan tokoh-tokoh fiktif seperti “Spider Man” dan kawan-kawanya yang sebenarnya terlalu dewasa untuk mereka atau para artis yang kebanyakan memberikan contoh-contoh dan pengaruh negatif kepada masyarakat khususnya anak-anak.

Sebuah kehormatan bagi kami dan patut diapresiasikan kepada Ibu Dina yang telah memberikan kesempatan menonton bersama film bioskop animasi asal Malaysia ini “Upin & Ipin” dalam bentuk 3D dengan judul “Geng Upin & Ipin Pengembaraan Bermula” yang berdurasi 95 menit ini serta Behind The Scene” film tersebut. Film ini telah diputar di bioskop-bioskop Malaysia pada tanggal 12 September 2009 selama enam minggu. Film ini meraih banyak keuntungan dan peminat yang banyak. Jempol buat hasil karya cipta dari mahasiswa Multimedia University, Malaysia.

Hubungan Psikologi Pendidikan dengan film “Upin & Ipin” ini adalah bahwa pada masa sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan cepat dan pesat (seperti yang telah saya bahas di tugas kelompok saya), Perkembangan ini mempengaruhi seluruh aspek kehidupan termasuk dibidang perfilman. Kemajuan teknologi dalam bidang ini memudahkan kita dalam membuat ataupun menyutradarai sebuah film. Tidak seperti zaman dahulu yang masih sangat sulit dalam membuat dan mengembangkan sebuah film agar menjadi menarik dan bagus.

Nah membuat film juga merupakan proses belajar. Kemajuan teknologi ini tidak hanya berdamapak kepada Psikologi Pendidikan saja tapi juga berdampak besar terhadap dunia perfilman. Lihatlah film-film sekarang yang pembuatannya tidak lepas dari kemajuan-kemajuan teknologi.

Dengan menonton film ini kita mengerti bagaimana sulitnya proses pembuatan sebuah film animasi 3D dan memakan waktu yang lama. Dalam film ini kita dapat melihat kru-kru film dan orang-orang yang dibalik layar bagaimana susahnya membuat film ini untuk dapat kita tonton. Kita juga dapat melihat kreativitas mereka dalam mencari ide-ide yang menarik untuk film ini. Film ini juga banyak menginspirasi kita banyak hal. Banyak mahasiswa-mahasiswa yang terlibat dalam membuat film ini. Artinya kita yang masih muda juga dapat menciptakan hal-hal seperti ini, contoh kecilnya adalah kita dapat membuat film-film dokumenter, tidak usah jauh-jauh kita dapat mengambilnya di lingkungan sekitar kita, mudahkan? Asal kita tidak cuek dan menyia-nyiakan kemajuan teknologi ini.

Tentu dalam sebuah film kita dapat menyampaikan sebuah pesan dan kesan yang menarik serta positif kepada penontonnya sehingga secara tidak langsung dari sebuah film kita dapat mendidik masyarakatnya seperti yang dilakukan di film “Upin & Ipin” ini . Bahwa pendidikan tidak hanya bisa kita dapat di sekolah saja, tetapi bisa di lingkungan sekitar kita, bahkan bisa di sebuah film 

Menariknya lagi dalam perseteruan antara Indonesia dan Malaysia belakangan ini, film ini masih tetap diterima dengan antusias dan senang oleh masyarakat di Indonesia tanpa harus dibawa-bawa dalam urusan politik. Hal ini dapat menjadi bukti dan contoh bahwa sebuah film itu tidak dapat disabotase maupun dipolitisasi.


Medan, 20 Februari 2011
Cut Rafyqa Fadhilah
101301005

Semoga bermanfaat, wassalam :*


Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO

0 komentar:

Posting Komentar